Selasa, 12 Juni 2012

Belajar Komputer

Kumpulan Makalah Olahraga

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ







Makalah Pertolongan Pada Cedera Olahraga Lempar Cakram

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Lempar cakram adalah salah satu cabang atletik pada nomor lempar. Lempar cakram sudah dikenal mulai zaman purba oleh bangsa Yunani purba 708 SM, lempar cakram merupakan bagian dari pancalomba (pentathlon). Pada permulaannya, Cakram yang digunakan pada zaman purba dibuat dari batu terupam halus, kemudian dari perunggu yang dicor dan ditempa dengan berat antara 3 sampai 9 ponds (3,06 – 4,08 kg). Cara melakukan lemparan yang pada mulanya menirukan gaya nelayan yang melempar jaring berulang-ulang. Kemudian, ditemukan lemparan dengan sikap badan menyiku secara khusus dengan badan agak bersandar ke depan.

B.    Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian lempar cakram?
2.    Apa saja teknik dsasar lempar cakram?
3.    Cidera apa saja yang terjadi?

C.    Tujuan Makalah
Makalah ini di susun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.    Mengetahui pengertian lempar cakram.
2.    Mengetahuii bagaimana teknik-teknik dasar lempar cakram.
3.    Mengetahui bagaimana meminimalisir cidera yang akan terjadi
4.    Mengetahui bagaimana cara mengobata cedera yang terjadi.



D.    Kegunaan Makalah
Kegunaan makalah ini bagi penulis yakni sebagai sumber ilmu pengetahuan dan menambah wawasan dalam konsep keilmuan.
E.    Prosedur makalah
Dalam pennyusunan dan pembuatan makalah ini dengan cara pengumpulan data dari pelajaran sekolah dan dengan menggunakan metode pustaka.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian

Lempar cakram adalah salah satu cabang atletik pada nomor lempar. Pada acara sejak tahun 708 SM, lempar cakram merupakan bagian dari pancalomba (pentathlon). Pada permulaannya, cakram terbuat dari batu terupam halus, kemudian dari perunggu yang dicor dan ditempa. Cara melakukan lemparan yang pada mulanya menirukan gaya nelayan yang melempar jaring berulang-ulang. Kemudian, ditemukan lemparan dengan sikap badan menyiku secara khusus dengan badan agak bersandar ke depan
Dalam Olympiade modern yang mulai diselenggarakan pada tahun 1896, nomor lempar cakram merupakan nomor lempar yang harus ada dalam setiap perlombaan atletik. Perlombaan lempar cakram untuk wanita baru mulai pada Olympiade IX tahun 1928 di Amsterdam. Cakram yang digunakan dalam perlombaan dibuat dari kayu berbingkai besi (logam). Berat cakram yang telah dibakukan (standart) untuk perlombaan bagi peserta wanita adalah 1 kg bagi peserta pria 2 kg. ukuran cakram


B.    Teknik-teknik Lempar Cakram
1.      Cara memegang cakram
Cara memegang cakram tergantung dari lebarnya tangan dan panjangnya jari-jari. Beberapa cara memegang cakram yang banyak digunakan antara lain:

a.    Bagi yang tangannya cukup lebar, cara memegang cakram dengan meletakkan tepi cakram pada lekuk pertama dari jari-jarinya. Jari-jari sedikit renggang dengan jarak yang sama antara jari satu dengan lainnya. Cakram melekat pada telapak tangan tepat pada titik berat cakram atau sedikit di belakangnya. Makin panjang jari-jarinya, makin mudah memegang cakram dan cakram dapat dipegang erat-erat.

b.    Cara lain bagi yang memiliki tangan yang lebar adalah sebagai berikut: jari tengah dan jari telunjuk berhimpit dan jari-jari lainnya agak renggang. Jika pada cara yang pertama pengerahan tekanan pada jari-jari yang terbagi sama, pada cara kedua ini tekanan diutamakan pada jari-jari yang berhimpitan tadi. Tekanan pada jari-jari ini yang mengatur putaran cakram sewaktu lepas     dari tangan.

c.    Bagi yang jari-jarinya pendek cara memegang cakram dilakukan sebagai berikut: posisi jari-jari sama dengan cara yang pertama, hanya letak tepi cakram lebih ke ujung jari-jari. Dengan sendirinya pegangan pada cakram tidak terlalu erat. Telapak tangan berarti berada di tengah-tengah cakram.
Ada 3 tahap dalam melempar cakram:

1.    Persiapan
  • Berdiri dengan kedua kaki dibuka lebar
  • Pegang cakram dengan tangan kanan. Ayunkan sampai di atas bahu sambil memutar badan ke kiri, kemudian ke kanan secara berulang-ulang. Saat cakram diayun ke kiri, bantu tangan kiri dengan cara menyangganya.
2.    Pelaksanaan 
  • Ayunkan cakram ke depan lalu ke belakang
  • Pada saat cakram di belakang, putar badan dan ayunkan cakram ke samping-depan-atas (membentuk sudut 40 drajat )
  • Lepaskan cakram pada saat berada di depan muka
3.    Penutup
  • Bantu lemparan dengan kaki kanan agar tercipta suatu tolakan kuat pada tanah sehingga badan melonjak ke depan-atas
  • Langkahkan kaki kanan ke depan untuk menumpu, sedangkan kaki kiri diangkat rileks untuk menjaga keseimbangan badan.
C.    Cedera yang Terjadi
        Cedera sering dialami oleh seorang atlit, seperti cedera goresan, robek pada ligamen, atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut biasanya memerlukan pertolongan yang profesional dengan segera. Banyak sekali permasalahan yang dialami oleh atlit olahraga, tidak terkecuali dengan sindrom ini. Sindrom ini bermula dari adanya suatu kekuatan abnormal dalam level yang rendah atau ringan, namun berlangsung secara berulang-ulang dalam jangka waktu lama. Jenis cedera ini terkadang memberikan respon yang baik bagi pengobatan sendiri.
      Tak ada yang menyangkal jika olahraga baik untuk kebugaran tubuh dan melindungi kita dari berbagai penyakit. Namun, berolahraga secara berlebihan dan mengabaikan aturan berolahraga yang benar, malah mendatangkan cedera yang membahayakan dirinya sendiri.

Contoh cedera pada olahraga atletik lempar cakram: 
  1. Cedera pada pergelangan kaki (ccedera angkle)
Cedera ini dapat terjadi misalnya karena terkilir pada saat berputar / memutar badan.
  • Pencegahan:
Perkuat pergelangan kaki dengan naik turun tangga atau olahraga sejenisnya. Memakai pelindung kaki tidak menjamin keselamatan, tapi meminimalkan risiko.
  • Pengobatan :
Teknik pengobatan untuk cedera ringan :
  1. Cubit tekan kuku dan sendi jari kaki yang terserang, ulangi 2-3 kali.
  2. Rangsang ringan dan totok garis rangsang kaki bagian depan.
  3. Menekan dan meremas bersama titik-titik selama 3-5 menit
  4. Taruh jempol pada titik 8 : bawah mata kaki luar, dan jari-jari lain pada titik 4: Bawah mata kaki dalam, cengkram jari kaki dengan tangan lain. Pasien menekuk lutut, kemudian tarik kaki dengan kedua tangan, ulangi 2-3 kali sampai terdengar suara. Tekan punggung kaki untuk hentikan rasa sakit.
  5. Letak jempol pada titik 9 : 8 jempol diatas mata kaki/pergelangan kaki, Dorong ke bawah sampai titik 10 : tengah pergelangan kaki, tekan titik 10 selama 30-60 detik, ulangi 3-5 kali.
  6. Letakkan kepalan tangan pada titik 9, dorong kearah punggung kaki, ulangi 5-10 kali.
  7. Letakkan jempol pada titik 11, tekan dan putar titik 11: lekukan depan mata kaki luar.
  8. Letakan jempol pada titik 8, dorong jempol sampai jari kelingking kaki, kemudian kelingking dibengkokan, ulangi gerakan 2 – 5 kali.
  9. Letakan 4 jari pada pergelangan kaki, jempol tangan yang lain pada titik 10 diremas 4 jari menyisir ke bawah sampai jari-jari kaki, ulangi gerakan selama 1 menit
  10. Letakan kedua jempol tangan pada titik 12 : tengah perut betis, tekan ke bawah sampai tendon Achilles, tekan tendon kuat-kuat selama 10-30 menit. Lalu lanjutkan menekan sepanjang telapak kaki sampai titik 13 (pada 1/3 bagian atas telapak kaki).
  11. Ulangi prosedur d, tetapi kali ini diputar searah jarum jam dan berlawanan jarum jam, sambil meremas titik-titik. Ulangi 10-30 kali untuk setiap arah.

2.    Cedera pada pergelangan tangan

Cedera ini dapat terjadi misalnya karena salah teknik saat melempar cakram,


3.    Cedera pada jari-jari tangan

Cedera ini dapat terjadi karena kesalahan saat memegang cakram.

4.    Cedera lutut
Sekitar 55 persen cedera akibat aktivitas olahraga berupa cedera lutut. Cedera ini termasuk satu dari 40 kasus bedah ortopedi. Terbanyak terjadi pada sendi dan tulang rawan (retak), termasuk sakit dan nyeri yang terkait dengan tempurung lutut. Risiko tinggi terjadi pada pelari, perenang, step aerobic, pesepakbola, pebasket, pevoli, dan atlet cabang atletik. Ini karena lutut menjadi tumpuan, sehingga berpotensi terkena arthritis.
  • Pencegahan:
Kenakan sepatu khusus dengan sol lembut dan ganti sol secara teratur. Pilih sepatu sesuai jenis olahraga dan mampu menopang berat tubuh. Istirahatkan kaki dalam jangka tertentu (minimal 2 x 24 jam) untuk mencegah beban berlebihan pada anggota tubuh. Jika lutut cedera, kompres es selama 20 menit untuk     menghindari peradangan.
Anda dapat mengurangi kesempatan dan keparahan cedera lutut :
-    pemanasan dan pendinginan sebelum dan sesudah berolahraga.
-    tingkatkan program latihan anda secara bertahap dengan menambah frekuensi, durasi dan intensitas, tapi jangan melampaui batas nyeri.
-    rawatlah kesehatan secara general dan perkuat tubuh bagian bawah dan flexibilitas (terutama calf, quadricep dan hamstring).
-    berlatih berdiri dengan satu kaki untuk meningkatkan keseimbangan anda dan kekuatan otot tungkai.

5.    Cedera bahu
Sebanyak 20 persen cedera karena olahraga terjadi pada bahu, termasuk akibat salah posisi, salah urat, dan ketegangan otot. Olahraga yang rentan menimbulkan cedera ini yaitu tenis, renang, angkat beban, bisbol, dan voli. Penyebabnya, aktivitas berlebih dan gerakan yang salah di daerah bahu sehingga mengenai tendon (urat). Gejalanya nyeri, kaku pada bahu, otot terkilir,hingga tulang     retak.
  • Pencegahan:
Untuk olahraga yang rentan benturan (misalnya bisbol) gunakan pelindung khusus.
  • Pengobatan :
Secara umum, pemulihan cedera pada sendi bahu memerlukan waktu. Untuk mempercepat waktu pemulihan agar Anda dapat berlatih kembali, gunakan formula RICE (Rest atau istirahat; Ice atau kompres dengan es; Compression atau beri tekanan dengan menggunakan membalutnya dengan perban khusus; dan Elevation atau tinggikan bagian yang mengalami cedera). Penyembuhan jaringan lunak, seperti bahu, seringkali membutuhkan waktu antara 4 hingga 6 minggu
Dari semua cidera di atas dapat di lakukan Penanganan Pertolongan Pertama
Prinsip utama penanganan adalah RICE:

R : Rest/istirahat. 
Segera berhenti melakukan segala aktivitas. Aktivitas yang berlebih pada bagian tubuh yg terkena akan memicu terjadinya komplikasi lebih lanjut, misal ligamen yang robek akan semakin parah.

I : Ice/es.
Ingat bukan kompres hangat atau bahkan panas! saat cedera baru berlangsung (24 jam setelah cedera), akan terjadi robekan pembuluh darah yang berakibat keluarnya “isi” pembuluh darah tersebut ke jaringan sekitar nya sehingga bengkak, pembuluh darah sekitar tempat cedera juga akan melebar (dilatasi) sebagai respon peradangan. Pemberian kompres dingin/es akan menyempitkan pembuluh darah yg melebar sehingga mengurangi bengkak, sebaliknya hangat/panas malah akan menambah lebar pembuluh darah! Kompres dingin bisa dilakukan 1-2 kali sehari, jangan lebih dari 20 menit karena justru kan mengganggu sirkulasi darah.
Sebaliknya, saat cedera sudah lama/kronik (± 1-2 minggu), tanda2 peradangan seperti bengkak, warna merah, nyeri hebat sudah hilang, maka prinsip pemberian kompres hangat bisa dilakukan

C : Compression.
Penekanan pada bagian cedera, bisa dilakukan dengan perban/dibalut. Jangan terlalu erat, tujuannya untuk mengurangi pembengkakan.

E : elevation.
Sering-sering istirahat dengan diangkat, dengan diganjal setinggi melewati jantung. Tujuannya untuk mengurangi pembengkakan

Cedera olahraga jika tidak ditangani dengan cepat dan benar dapat mengakibatkan gangguan atau  keterbatasan fisik, baik dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari maupun melakukan aktivitas olahraga yang bersangkutan. Bahkan bagi atlit cedera ini bisa berarti istirahat yang cukup lama dan mungkin harus meninggalkan sama sekali hobi dan profesinya. Oleh sebab itu dalam penaganan cedera olahraga harus dilakukan secara tim yang multidisipliner.
Cedera olahraga dapat digolongkan 2 kelompok besar :

1.    Kelompok kerusakan traumatik (traumatic disruption) seperti : lecet, lepuh, memar, leban otot, luka, “stram” otot, “sprain” sendi, dislokasi sendi, patah tulang, trauma kepala-leher-tulang belakang, trauma tulang pinggul, trauma pada dada, trauma pada perut, cedera anggota gerak atas dan bawah.
2.    Kelompok “sindroma penggunaan berlebihan” (over use syndromes), yang lebih spesifik yang berhubungan dengan jenis olahraganya, seperti : tenis elbow, golfer’s elbow swimer’s shoulder, jumper’s knee, stress fracture pada tungkai dan kaki.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN


A.    SIMPULAN
Cedera adalah suatu akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau sebagian daripada tubuh dimana melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya ini bisa berlangsung dengan cepat atau jangka lama.
Dapat dipertegas bahwa hasil suatu tenaga atau kekuatan yang berlebihan dilimpahkan pada tubuh atau sebagian tubuh sehingga tubuh atau bagian tubuh tersebut tidak dapat menahan dan tidak dapat menyesuaikan diri.
Harus diingat bahwa setiap orang dapat terkena celaka yang bukan karena kegiatan olahraga, biarpun kita telah berhati-hati tetapi masih juga celaka, tetapibila kita berhati-hati kita akan bisa mengurangi resiko celaka tersebut.

B.    SARAN
Pada saat akan melakukan aktifitas fisik / olahraga di sarankan harus melakukan pemanasan terlebih dahulu baik pemanasan dinamis ataupun pemanasan ststis, untuk memperkecil resiko terkena cidera saat melakukan olahraga,
Cidera bisa juga terjadi pada saat pemanasan maka dari itu lakukanlah pemanasan dengan baik dan tertib.

Contoh Kata Pengantar Makalah

Kata Pengantar

    
   Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatnya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata pelajaran.
    Dalam makalah ini, penulis akan sedikit menjelaskan tentang "JUDUL/TEMA MAKALAH" dengan segala permasalahannya.
   Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan di susun dalam berbagai keterbatasan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, sehingga mendorong kami untuk bisa memperbaikinya.
   Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
    Penulis berharap makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya. Amin.



             Ciamis, Januari 2012                                                                               penulis

Makalah Media Pembelajaran Olahraga Bolla Volley (Smash)

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru / fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru / fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain:
  • terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar.
  • Sulit mencari media yang tepat, 
  • Tidak tersedianya biaya, 
  • dan lain-lain.
Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru / fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.

B.    Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian media pembelajaran?
2.    Apa saja media yang digunakan dalam teknik smash pada bola volly?

C.    Tujuan Makalah
Makalah ini di susun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.    Pengertian media pembelajaran.
2.    Manfaat media dalam pembelajaran.

D.    Kegunaan Makalah
Kegunaan makalah ini bagi penulis yakni sebagai sumber ilmu pengetahuan dan menambah wawasan dalam konsep keilmuan.

E.    Prosedur makalah
Dalam pennyusunan dan pembuatan makalah ini dengan cara pengumpulan data dari pelajaran sekolah dan dengan menggunakan metode pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Media

    Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
    Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Sedangkan gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar
    Istilah pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang sedang mengajar.
Pekerjaan mengajar tidak selalu harus diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi pelajaran. Meskipun penyajian materi pelajaran memang merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran, tetapi bukanlah satu-satunya. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan  guru untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber balajar yang ada.      
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru.
Peranan media yang semakin meningkat sering menimbulkan kekhawatiran pada guru. Namun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih banyak tugas guru yang lain seperti: memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada siswa yang selama ini kurang mendapat perhatian. Kondisi ini akan teus terjadi selama guru menganggap dirinya merupakan sumber belajar satu-satunya bagi siswa. Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik, guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih mengarah sebagai manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian rupa agar siswa dapat belajar. Untuk itu guru lebih berfubgsi sebagai penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator dalam Kegiatan Belajar mengajar.

B.    Manfaat Media Pembelajaran
    Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah:

1.    Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada.

2.    Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.
 
3.    Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.
 
4.    Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
 
5.    Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.
 
6.    Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru.Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.

7.    Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar.
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
 
8.    Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.
C.    Media yang Digunakan dalam Teknik Smash Bola Volly
1.    Media yang di gunakan:
-    Karet ban dalam (bekas).
Karet ban di potong memanjang di bagi 3 potongan memanjang,
kemudian ke 3 potongan tersebut di anyam menjadi 1 supaya ada beban saat di tarik,
dan salah satu ujungnya di kasih kayu untuk pegangan saat menariknya.

Karet tersebut di ikat di pohon atau tiang (-+ 1m) di atas kepala si pelaku (peserta didik).
Cara kerja :
            Si pelaku (peserta didik) berdiri membelakangi tiang atau pohon tersebut (sdikit bersandar), kemudian tarik karet ban yang sudah di pasang dan di modifikasi tersebut. Lakukan dengan terus mnerus supaya otot otot pada lengan, bahu dan perut terangsang sehingga menimbulkan perubahan lbih baik. Supaya dalam melakukan pukulan pada smash bias lebih keras.

-    Pasir dan kain bekas.
Pasir di bungkus dengan kain bekas sampai sebesar ukuran bola volly, kain bisa di ganti dengan bola bekas atau bahan apa saja untuk membungkus pasir.
Kain yang berisi pasir digantung setinggi jangkauan loncatan si pelaku / pserta didik.

Cara kerja:
Pserta didik memukul media tersebut sambil meloncat dengan teknik pukulan yang benar supaya terbiasa saat memukul bola.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN


A.    SIMPULAN
Media pembelajaran merupakan salah  satu aspek yang memegang peranan penting dalam usaha untuk memperlancar tercapainya tujuan pengajaran. Secara sederhana media merupakan sarana komunikasi.
Penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar, terutama dalam pembelajaran penjas / olahraga sangat penting. Sebab guru bisa dengan mudah menyampaikan / memberikan materi pada siswa didiknya dan tidak membuat siswa bosan atau jenuh sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

B.    SARAN
seorang guru terutama guru penjas / olahraga harus biasa kretif dalam memodifikasi sarana dan prasarana olahraga, supaya dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) bias berjalan dengan baik meskipun sarana dan prasarana yang sesungguhnya tidak ada.

Senin, 11 Juni 2012

makalah bola keranjang (permainan kecil)

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Seirinng dengan perkembangan waktu, permainan bola keranjang telah mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut dilakukan dengan pertimbangan untuk meningkatkan agresifitas, efisiensi dan permainan yang dinamis. Bola keranjang yang dimainkan dan di pertandingkan secara resmi di dunia adalah Korf Ball.Tetapi walaupun telah mengalami perubahan, filosofi dari permainan yang pertama kalidi cetuskan oleh penemu permainan ini Nico Broekhuyen tidak berubah.
Karakteristik dalam olahraga ini adalah penggabungan dari keterampilan, kerjasama tim dan pengontrolan kontak fisik dan kerjasama antar jenis kelamin yang berbeda.

B.    Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian bola keranjang?
2.    Apa saja teknik dsasar bola keranjang?

C.    Tujuan Makalah
Makalah ini di susun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.    Pengertian bola keranjang.
2.    Teknik dalam permainan bola keranjang.

D.    Kegunaan Makalah
Kegunaan makalah ini bagi penulis yakni sebagai sumber ilmu pengetahuan dan menambah wawasan dalam konsep keilmuan.

E.    Prosedur makalah
Dalam pennyusunan dan pembuatan makalah ini dengan cara pengumpulan data dari pelajaran sekolah dan dengan menggunakan metode pustaka.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian

Pengertian permainan bola keranjang adalah suatu permainan beregu yang dimainkan oleh 24 orang pemain berlawanan. Dalam satu tim terdapat 12 pemain yang terdiri dari 6 orang pemain putra dan 6 orang pemain putri. Setiap regu akan menempati 3 vak atau kamar yang terdiri dari 4 orang pemain masing-masing vak nya. Vak A mempunayi peran pertahanan, vak B mempunyai peran penghubung dan vak C berperan sebagai penyerang. Jalannya permainan di bagi ke dalam 2 babak waktu seperti layaknya sepakbola yaitu : 2 x 45 menit.

B.    Sejarah
Bermula sejak tahun1892 DiciptaDr. James Naismith.Mss. Luther H. Gulick, ketua bidang sukansekolah memberi Naismith tugas untuk mencipta satu permainan berpasukan yang boleh dimainkan semasa musimsejuk. Permainan ini harus di mainkan dalam gelanggang sesebuah bangunan. Guna bola sepak-saiz besar & mudah tangkap menggunakan dua buah bakul dengan di pasang pada balkoni gimnasium kira-kira 10 kaki dari aras tanah.
Permainan bola keranjang pertamadimainkan padaDisember 1981 dengan di namakan basket ball, Markah diberikan kepada pemain pasukan yang menjaringkan bola di petak lawan, Menyediakan draf peraturan pertama yang mengandungi 13 fasal permainan rasmi berlangsung di gimnasium YMCA pada20 Januari 1982

1.    Jumlah Pemain
Berdasarkan pada peraturan resmi induk organisasi olahraga bola keranjang internasional atau IKF (International KorfBall Federation). Permainan bola keranjang di mainkan oleh 2 tim yang berhadapan, dalam satu tim terdapat 8 pemain yang terdiri dari 4 pemain putra dan 4 pemain putri. Setiap regu akan di bagi menjadi 2 vak (kamar) yang terdiri dari 4 orang pemain masing-masing vaknya. Tiap vak pemain tersebut terdiri dari 2 orang putra dan dua orang putri. Pemain ini perlukoordinasi yang sangat tinggi karena menggabungkan kemampuan fisik dan mental antara pemain putra dan pemain putri dalam memenangi pertandingan.
Kedudukan vak A adalah pemain sebagai pemain penyerang atau “Doelen” dan vak B merupakan pemain bertahan atau Dekken. Seperti layaknya pemain sepakbolawaktu permainan di bagi menjadi 2 babak yaitu 2 x 30 menit dengan waktu istirahat 10 menit dan 2 x 1 menit untuk melakukan time out bagi sebuah tim.

2.    Pelanggaran.
Ada beberapa hal yang tidak boleh di lakukan dalam olahraga bola keranjang dan jika di lakukan aka mendapatkan jukuman lemparan bebas dari wasit.
  • Menyentuh bola dengan kaki secara sengaja
  • Menendang bola dengan kaki
  • Menahanbola ketika sedang posisi ungul dengan tujuan mengulur waktu.
  • Seorang pemain menguasai bola lebih dari 5 detik, kecuali dengan melakukan vivot.
  • Mendribel bola seperti dalam permainan bola basket.
  • Melakukan lemparan pada pemain lawan dengan tujuan untuk mencederai pemain lain.
  • Merebut bola langsung daripemain lainnya.
  • Menunda permainan tanpa alasan
  • Memukul atau mengambil bola ketika bola berada di tangan lawan.
  • Mendorong, merangkul, memblok lawan atau memeluk lawan menjadi sebuah pelanggaran meskipun tidak dalam posisi memegang bola
  •  Mengganggu lawan dengan memblok lawan nya.
  • Menjaga pemain yang berlawan jenisatau melakukan double penjagaan terhadap lawan.
  • Bermain di area bukan vaknya.
  • Menembak dari vak pertahanan.
  • Menutup pergerakan pemain lawan dengan tujuan memberi keleluasaan teman yang sedang menguasai bola.
  • Menembak dari vak pertahanan atau langsung dari lemparan bebas atau melakuka jump ball.
  • Mempengaruhi pemain lawan dengan menggoyangkan tiang keranjang.
  • Mengganggu proses lemparan bebas atau lemparan ke dalam.
  • Mengumpan bola dengan cara menggulirkan bola ke arah rekannya.
  • Melemparkan bola dari tangan satu ke tangan yang lain.
Pelanggaran-pelanggaran ini di hukum dengan “lemparan bebas” di tempat pelanggaran terjadi.
-  Seorang pemain tidak di perbolehkan :
a.    Menginjak garis vak.
b.    Melalui / melewati garis batas vak.
c.    Mengambil bolayang terletak di vak lain tetapi bola yang melayang di vak lain boleh di ambil tanpa menginjak garis batas vak.
Pelanggaran pada garis batas vak di hukum dengan “lemparan bebasa” di atas garis tersebut.
-  Aturan bola out dalam permainan bola keranjang apabila :
a.    Bola di anggap keluar apabila telah mnyentuh tanah di luar garis lapangan.
b.    Bola juga di anggap keluar apabila pemain menguasai, menginjak atau di luar garis lapangan.

C.    Teknik Dasar
1.    Passing

-    Memberi umpan
Memberikan umpan dekat di jalankan dengan dua tangan : dari depan dada di ikuti melangkahkan salah satu kaki ke muka agar lemparannya lebih keras. Tapi bukan membungkuk yang sebenarnya terseret sebagai gerak penutup dan keseimbangan. Dari atas kepala, biasanya di lakukan dengan gerakan melompat atau jumping (over head). Dari bawah, gerak melempar ini jarang sekali di gunakan karena kurang efektif.
-    Gerakan lepar ke dalam.
Melempar bola ke dalamlapangan dengan cara:
-    Bola di lempar dengan kedua tangan melalui atas kepala.
-    Kedua kaki pemain yang melemparkan bola harus di luar garis samping, kaki harus berada di tanah pada waktu bola di lemparkan.
Kedua cara tersebut bisa di lakukan dengan tanpa awalan (dilakukan dengan berdiri di tempat) ataupun dengan awalan 2 atau 5 di belakang garis samping.

2.    Menangkap
-    Teknik menerima passing
Yang penting pertama, mengetahui gerak-gerik teman ke mana bola akan di lempar, lalu mengambil posisi yang bebas dari lawan.
Ke dua, berusaha mengetahui gerak-gerik lawan dan mengambil posisi yang sekira akan di lempari bola (menutup lawan). Untuk menangkap bola dengan baik, perlu memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut:
o    Sikap badan danpandangan menghadap ke arah datangnya bola.
o    Sikap tangan menyesuaikan datangnya bola : pada saat bola menyentuh telapak tangan segera tarik mengikuti arah bola.

3.    Pivot
-    Pivot adalah berputar pada saatu kaki (telapak kaki atau ujung nya) sedang kaki yang satu nyalagi membuat langkah ke mana-mana
-    Kaki yang berputar boleh di angkat tumitnya, akan tetapi ujung kaki tumpuan tidak boleh di angkat atau di pindahkan.
-    Dalam melakukan pivot hal yang perlu di perhatikan adalah memegang bola jauh dari lawan dengan menempatkan badan kota antara bola dan lawan.
-    Tujuan dari pivot adalah agar kita dapat melemparkan bola sambil menghindari lawan yang menutup.
-    Pivot tidak di jalankan apabila melemparkan dengan jalan biasa sudah dapat.
-    Dengan pivot cepat sekali lawan tidak mungkin dapat menghalangi lemparan kita.
-    Pivot harus di pelajari hingga menjadi gerak yang otomatis.

4.    Penyerang
-    Menemba
Setiap penyerang boleh melakukan tembakan. Tembakan yang di perbolehkan adalah pada area vak penyerang (dari vak penyerang).
-    Ketepatan
Faktor yang perlu untuk di perhatikan dalam teknik menyerang dalam ermainan bolla keranjang adalah akurasi dari sebuah tembakan.
-    Pinalti
Dalam sebuah pertandingan banyak sekali pelanggaran yang terjadi di lakukan untuk menghentikan kesempatan penyerang dalam menembak bola. Jika pelanggaran terjadi pada saat pemain akan melakukan tembakan maka pinalti akan di berikan. Hanya satu lemparan.



BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A.    SIMPULAN

Olahraga bola keranjang di harapkan dapat menjadi stimulus dalam perkembangan manusia secara fisik dan secara psikologis, aspek aspek kuantitif dan kualitatif dapat terpenuhi dalam sebuah kerjasama dalam permainan ini.


B.    SARAN

Permainan bola keranjang termasuk permainan kecil yang sering di lakukan untuk hiburan, permainan ini cocok untuk dilakukan setelah pelajaran olahraga di Sekolah Dasar, SMP, maupun SMA,





DAFTAR PUSTAKA

-    Permainan bola keranjang. 2009. Suki haryanto, cv. Top printing & offset